Kapitalisme
dan Sosialisme
Sistem
ekonomi kapitalisme mengakui pemilikan individual atas
sumber daya, sumber ekonomi atau faktor-faktor produksi dan terdapat
keleluasaan bagi orang perorangan dalam memiliki sumberdaya. Kompetisi
antarindividu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antarbadan usaha dalam
mengejar keuntungan sangat dihargai. Tidak adanya kekangan atau batasan bagi
orang perorang dalam menerima imbalan atas perstasi kerjanya. Prinsip keadilan
yang dianut “setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya”.
Campur tangan pemerintah sangat minim. Pemerintah sebagai “pengamat” dan
“pelindung” perekonomian.
Sistem
ekonomi sosialisme adalah sebaliknya. Sumber daya ekonomi
atau faktor produksi diklaim sebagai milik Negara. Lebih menekankan kebersamaan
masyarakat dalam menajalankan dan memajukan perkonomian. Imbalan yang diterima
pada orang perorang didasarkan pada kebutuhan, bukan bedasarkan jasa yang
dicurahkan. Prinsip keadilan yang dianut “setiap orang menerima imbalan yang
sama”. Campur tangan pemerintah sangat tinggi. Pemerintah yang menenrukan dan
merencanakan 3 persoalan pokok ekonomi, yaitu :
- What, apa yang
diproduksi?
- How, bagaimana
memproduksinya
- For Whom, untuk siapa
diproduksi?
Sistem
ekonomi campuran diterapkan oleh Negara berkembang atau Negara dunia ketiga.
Yang diantaranya cukup konsisten meramu resep campuran, yang berarti kadar
kapitalismenya selalu tinggi dan bobor sosialismenya senantiasa lebih besar.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar