Jumat, 01 Mei 2015

10.2 Nilai Tukar Petani

Nilai tukar petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.  Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani. Pengumpulan data dan perhitungan NTP di Indonesia dilakukan oleh Biro Pusat Statistik.

Salah satu indikator/alat ukur yang dipakai untuk menilai tingkat kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP). Pengetahuan secara mendalam tentang perilaku nilai tukar petani, dampak pembangunan dan identifikasi faktor-faktor penentu nilai tukar akan sangat berguna bagi perencanaan kebijakan pembangunan, perbaikan program-program pembangunan ke depan. Sejalan dengan itu dilakukan kajian tentang NTP sebagai bahan dalam merumuskan kebijakan peningkatan kesejahteraan petani. Secara umum, kajian bertujuan untuk merumuskan kebijakan peningkatan kesejahteraan petani sebagai bahan dasar RPJMN 2015-2019 Bidang Pertanian. Secara lebih rinci tujuan kajian adalah:

  1.  Menganalisa perilaku nilai tukar petani Indonesia,
  2. Menganalisa faktor-faktor dan kebijakan yang mempengaruhi nilai tukar petani, dan
  3.  Merumuskan kebijakan peningkatan nilai tukar/kesejahteraan petani

Nilai tukar petani adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dalam persentase. Nila tukar petani juga merupakan suatu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan atau kemampuan daya beli petani (BPS, 2006)
Indeks harga yang diterima petani (IT) adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani. Dari nilai IT, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.
IT dihitung berdasarkan nilai jual hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani, mencakup sektor padi, palawija, hasil peternakan, perkebunan rakyat, sayuran, buah, dan hasil
Indeks harga yang dibayar petani (IB) adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian. Dari IB, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Perkembangan IB juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan.
IB dihitung berdasarkan indeks harga yang harus dibayarkan oleh petani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan penambahan barang modal dan biaya produksi, yang dibagi lagi
Manfaat
Untuk mengukur kemampuan tukar (term of trade) produk yang dijual petani dengan  produk  yang  dibutuhkan  petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga, dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan tingkat pendapatan petani dari waktu  ke waktu yang dapat dipakai sebagai dasar kebijakan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan petani.  Selain  itu   menunjukkan  tingkat daya saing (competiveness)  produk pertanian  dibandingkan dengan  produk lain 
Rumus
Interpretasi
* NTP>100, berarti petani  mengalami surplus.    Pendapatan    petani    naik lebih   besar   dari    pengeluarannya; dengan  demikian        tingkat kesejahteraan petani lebih baik disbanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya.
* NTP=100, berarti petani  mengalami impas/break even. Tingkat kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Petani (BPS, 2006):

  1. Indeks harga yang diterima petani (It). It digunakan untuk mengetahui fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. It ini terdiri dari: a) Indeks sub sektor tanaman bahan makanan (TBM), yang terdiri dari indeks kelompok tanaman padi, indeks kelompok tanaman palawija, indeks kelompok tanaman sayur-sayuran, dan indeks kelompok tanaman buah-buahan. b) Indeks sub sektor tanaman perkebunan rakyat (TPR) dengan komoditi cengkeh, jahe, jambu mete, jarak, kakao, karet, kapas, kapok, kayu manis, kelapa, kemiri, kina, kopi, lada, pala, panili, tebu, tembakau, the, serta tanaman perkebunan lainnya
  2.  Indeks harga yang dibayar petani (Ib), digunakan untuk melihat fluktuasi harga komoditas yang dikonsumsi oleh petani dan harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian, terdiri dari:
a)      Indeks kelompok konsumsi rumah tangga (KRT) yang meliputih:

  •     Indeks sub kelompok makanan
  •     Indeks sub kelompok perumahan
  •     Indeks sub kelompok pakaian
  •   Indeks sub kelompok barang dan jasa
b)      Indeks Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM), yang meliputi:

  •  Indeks sub kelompok: bibit, pupuk dan obat-obatan, hewan hewan atau tenaga
  • Indeks sub kelompok upah, yang meliputi upah buruh
  • Indeks sub kelompok lainnya, misalnya pengeluaran untuk kebutuhan lainnya.
  • Indeks sub kelompok penambahan barang modal
Meningkatkan Nilai Tukar Petani Peningkatan NTP
Di mulai dari petani itu sendiri, dimana petani memegang peran utama dalam pertanian. Beberapa masalah yang dihadapi petani adalah:

  1.   Pemasaran Permasalahan ini dirasa sangat penting dalam mempengaruhi ketergantungan para petani terhadap para pembeli. Posisi tawar petani dan nilai tukar petani menjadi lemah karena mereka tidak mengetahui akan dijual kemana hasil bumi yang mereka hasilkan.
  2.   Permodalan Selain permasalahan marketing, para petani mendapatkan permasalahan yang sangat besar dalam permodalan. Meskipun pada suatu saat mereka mendapatkan suatu peluang yang cukup besar, namun karena keterbatasan dana mereka tidak dapat mengembangkan usaha pertanian mereka
  3. Kepastian produk yang ditanam Untuk menanam sesuatu, para petani seringkali tidak mengetahui apa yang harus mereka tanam pada saat itu. Ketidaktahuan ini menyebabkan seringkali pula terjadi kesalahan tanam sehingga tidak akan menghasilkan hasil yang maksimal.
  4. Manajemen Rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan petani yang menyebabkan petani tidak dapat menerapkan manajemen yang baik dalam usaha pertaniannya (Nugraha, et-al, 1998).



Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar